'Trip #11 : "Tanjung Aan dan Batu Payung - Lombok ".'

Artikel ini menceritakan pengalaman pribadi penulis tentang tempat wisata yang dikunjungi di Lombok. Tanjung Aan dan Batu Payung merupakan dua dari banyak tempat di lombok yang sangat indah dan exotic dimana penulis menghabiskan satu hari untuk mengunjungi kedua tempat tersebut.

Trip #7 Kuliner #4 : "Warna - Warni Kota Palembang"

Palembang dengan keindahan malam hari dan keanekaragaman kuliner yang tersaji

Trip #6 : "Keindahan Senja di Langit Tanjung Pinang"

Menikmari keindahan langit saat akan senja di pinggir pelabuhan Tanjung Pinang- Kepulauan Riau

Trip #3 : "Tarakan - Tanjung Selor

Perjalanan ke Tanjung Selor dan Tarakan serta menikmati hutan bakau yang ada di Tarakan.

Blog #2 : "Blogging is an Art"

Perjalanan hidup pribadi sehingga memilih untuk menjadikan blogging menjadi passion

Saturday, November 23, 2019

Menatap Kehidupan Baru, New Adventure !!



Assalamualaikum, wr.wb

Sudah lama rasanya tidak memanfaatkan waktu luang untuk ngurus blog ini, ada terselip rasa rindu untuk menulis kembali, hari ini gw coba lagi nulis di blog ini lagi. 

Setelah 2 tahun hibernasi ngurusin blog, gw terpanggil kembali terjun ke dunia per-blogan yang dimana ini merupakan hobby gw, walaupun waktu senggang sekarang ga sebanyak 2 tahun lalu. Kenapa bisa gw vacuum dari blog... Tentu berbagai banyak alasan dan masalah yang terjadi di dalam hidup gw terjadi walaupun ga lebay-lebay amat. Sudah banyak perubahan yang terjadi dalam hidup gw. 

Jadi gw ceritakan secara singkat aja. Dalam 2 tahun ini gw harus fokus untuk membangun masa depan gw mengingat umur gw yang sudah kritis untuk nyari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan gw. Alhamdulillah semua berjalan sesuai dengan keinginan gw untuk mendapatkan pekerjaan tetap yang tidak memusingkan hari tua lagi. Perubahan kedua adalah gw sekarang sudah hidup berdua dengan kekasih hati sehidup semati yang gw sendiri tidak menyangka akan berjodoh dengan dia karena memang tidak pernah kenal sebelumnya. Ketiga, selain bertambahnya seseorang dalam hidup kita ada juga orang yang gw sayang pergi meninggalkan gw yaitu papa gw, tepat tanggal 10 september 2018 papa pergi meninggalkan keluarga untuk memenuhi takdirnya. Semoga allah menerima iman islamnya aminnn...

Tentunya dengan perubahan-perubahan yang terjadi akan menjadi tantangan tersendiri sehingga menjadi cerita yang dapat gw tulis di blog ini. Masih banyak cita-cita yang Petualangan dicapai dan diperjuangkan.  baru siap di mulai!!! New Adventure begin!!!

Wednesday, April 18, 2018

Sate yang Selalu Membuat Kangen Kota Solo

Assalamualaikum,

Tiba-tiba jadi pengen nulis tentang makanan gara-gara hujan turun terus diluar sana. Udaranya pun jadi semakin dingin kaya sifat kamu ke aku #eaaaaa...hahaha jadi alay gw. Langsung aja karena udaranya semakin dingin gw jadi kepikiran atau lebih ekstrimnya kangen banget sama sate. Emang sate ini banyak dicari orang saat cuaca mendung begini. 

Ngomong-ngomong tentang sate gw jadi ingat tentang kota Solo yang mempunyai banyak jenis sate yang unik dan tentunya enak buat dijadikan santapan. Selama ini gw sudah pernah nyobain 2 jenis sate yang terkenal di Kota Solo yaitu Sate Buntel dan Sate Kere. Untuk rasanya ga usah ditanya kelezatannya, kedua sate ini semuanya sangat enak jadi kalo disuruh milih doyan mana, dengan berat hati bukan maksud mendua gw jelas pilih keduanya hahahaha..... maklum serakah. 

Yang Pertama adalah...........

Sate Buntel
Sate Buntel

Kuliner di atas adalah sate Buntel. Sate ini berbeda dengan sate yang lain pada umumnya, pada sate lain pada umumnya terdiri dari irisan daging ayam/kambing/sapi yang ditusuk dengan tusuk sate lalu di bakar kalo sate buntel ini daging tidak diiris atau dipotong melainkan di giling lalu lilitkan (dalam bahasa jawa di buntel) berlapis-lapis dan dicampur dengan lilitan gajih/lemak lalu di bakar lalu disajikan dengan dicincang. jadi jangan heran kalo kita memesan sate buntel ga ada tusuknya karena biasanya disajikan tanpa tusuk. Lebih nikmat lagi kalo kita juga memesan tengkleng trus makan bersama sate buntel jadinya kenikmatan yang hakiki. 

Yang sudah pernah gw cobain adalah Sate Buntel Haji Bejo yang konon katanya merupakan salah satu tempat kesukaan Pak Presiden RI (Pak Jokowi). Cuma jangan pesen banyak-banyak ya karena selain berbahaya bagi kesehatan badan seperti kolestrol dan darah tinggi, makan kebanyakan sate buntel juga dapat berbahaya bagi kesehatan dompet hahaha... karena satu porsinya berkisar 30 ribu - 40 ribu rupiah. Cuma bagi yang pertama kali datang ke Kota Solo, sate ini wajib dicoba ya.....

Yang Kedua adalah........
Sate Kere
Sate Kere
Berbeda dengan sate buntel yang terkesan daging banget, sate kere ini adalah sate yang terdiri dari campuran tempe gembus, otot, kikil dan gajih disajikan dengan lontong atau ketupat. Gw baru sekali mencoba sate kere ini karena kebetulan gw pernah di solo saat ada Festival Payung berlangsung dan gw menemukan sate kere saat lapar. Walaupun kita tidak menemukan daging dalam sate ini, soal rasa menurut gw sih tidak kalah dari sate buntel bahkan sate kere ini juga termasuk enak. Kelebihan sate ini adalah harganya yang murah dan variatifnya bahan baku sate. untuk 1 porsi biasanya dipatok dengan harga Rp.10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) , tentu sangat murah dan terjangkau mengingat kita sudah dapat menikmati sate dengan berbagai bahan ( tempe gembus, otot, kikil dan gajih).

Entah kenapa diberi nama sate kere. cuma kalo gw cari tau di internet maupun tanya orang sih katanya karena sate ini dulu banyak dimakan oleh orang miskin yang tidak sanggup makan sate daging yang merupakan makanan mewah pada dahulu kala. 


Sekian. Tks...

Thursday, January 11, 2018

"Pasar Ekstrim Tomohon - Manado"

Pasar Beriman Tomohon

Assalamualaikum,

Gw punya satu pengalaman yang menurut gw sangat unik dan bikin gw sebenernya merinding. Sekitar 3 bulan lalu gw pergi ke salah satu pasar unik di Tomohon yaitu Pasar Ekstrim Tomohon. Dibilang "Ekstrim" karena pasar tersebut menjual berbagai daging hewan yang menurut gw ga lazim buat dimakan seperti anjing, kucing, tikus, ular piton, babi hutan maupun kera. Semua daging yang dijual itu ternyata memang untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Oh iya... Tomohon adalah salah satu Kota yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Jika dari Kota Manado diperlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan dart menggunakan mobil. Disini bisa dibilang lumayan sejuk udaranya.

Pasar Beriman Tomohon
Pasar Beriman Tomohon

Papan Petunjuk ke Pasar Ekstrim
Pasar Ekstrim Tomohon ini seperti kebanyakan pasar tradisional pada umumnya yang menjual berbagai kebutuhan pokok seperti sayur, buah dan pakaian pada bagian depan namu jika ditinjau ke bagian tengah terdapat papan petunjuk bertuliskan "Pasar Ekstrim" yang isinya seperti gw ceritakan di awal tadi. Jadi sebenernya gw udah tau kalo Pasar Ekstrim itu isinya jual daging begituan cuma namanya rasa penasaran gw yang lumayan besar dan ini merupakan pengalaman pertama gw juga alhamdulillah bisa juga ke tempat unik seperti ini yang ga ada salahnya mencoba memberanikan diri masuk dan melihat seperti apa keadaan pasarnya.

Anjir Perutnya Kok Bisa Begitu

Kasian Beud dah ya!! Masih Mau Makan Daging Di Sini

Setelah masuk ke lokasi gw langsung melihat pemandangan yang sangat memprihatinkan yaitu banyak anjing hiudp yang dikerangkeng atau di kandangin, lalu di atas kandang tersebut sudah ada beberapa ekor anjing yang sudah matang (keadaan mati dan hangus terbakar) terpampang. Bisa dibayangin temennya si anjing ngeliatin temennya kaku tak bernyawa. Gw juga sempet liat cara si anjing yang hendak di jual tersebut dibunuh, pokoknya gw langsung goyang keberanian deh. Ya acara kriminal di TV tentang pembunuhan memakai benda tumpul mungkin seperti itu kali ya, ngeri dah pokoknya (Ga tega gw sebenernya).

Pyton - Pasar Ekstrim Tomohon
Kok ada Batiknya?

Tikus Sawah - Pasar Ekstrim Tomohon
Bakuriyu Di Panggang

Kelelawar - Pasar Ekstrim Tomohon
Batman Aja Terbujur Kaku

Babi - Pasar Ekstrim Tomohon
Mirip Majin Boo Tapi Lebih Ngeselin
Selain itu banyak los/tempat dagang di bagian tengah pasar menjual daging non halal dan tak lazim (menurut gw ya) , banyak yang gw liat seperti tikus hutan, babi hutan, ular dan kelelawar. Memang ga semuanya berjualan daging seperti itu masih ada kok yang jual daging ayam dan daging sapi cuma jumlahnya tidak terlalu banyak seperti daging ekstrim. Selain pemandangan di pasar tersebut yang membuat badan gw sedikit mual adalah bau daging yang dijual di sana belum familiar dengan indera penciuman gw jadi sedikit membuat mual.

Pyton Versus Gw
Setelah pergi dari Pasar Ekstrim gw memilih untuk memakan ikan karena jujur gw rada sedikit takut kalo makan daging, kan kalo ikan bentuknya jelas ikan nah kalo daging kan udah diiris. Daripada kita gatau kan mending makan ikan aja. Sedikit tips untuk menghilangkan mual akibat melihat pemandangan unik tersebut gw biasanya minum kopi, kebetulan kopi di sekitaran Tomohon-Manado lumayan enak jadi ga ada salahnya ngopi sambil menghilangkan mual. 


Sekian. Tks...

Wednesday, January 10, 2018

"Mabok di Ucok Durian Medan "



Assalamualaikum,

Beberapa waktu lalu di penghujung tahun 2017, gw diberi kesempatan kembali berkunjung ke salah satu kota besar yang ada di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera yaitu Kota Medan. Kota yang bisa dibilang sangat mirip dengan Jakarta apalagi pas gw sedang disana keadaan lalu lintas di Medan sangat macet. Okelah kali in gw ga akan bicara tentang keadaan Kota Medan ini, tetapi gw akan sedikit cerita tentang pengalaman gw menyantap buah yang sangat terkenal di kota Medan yaitu Durian. 


"Jangan Bilang Pernah Ke Medan Kalau Belum Mampir Ke Ucok Durian", Kalimat tersebut sejujurnya sangat menyindir buat gw karena udah beberapa kali gw ke Medan baru kali ini berniat untuk pergi mencicipi durian di "Durian Ucok" karena mungkin sebelumnya gw lebih memilih tidur daripada jalan-jalan. Ya menurut orang-orang "Durian Ucok" ini merupakan tempat yang asik untuk menikmati durian. Gw orangnya suka durian tapi ga lebay juga juga sukanya. Kalo badan gw lebay ya emang udah rejekinya hahaha...

Ucok Durian
Rame Banget ini tempatnya

Ucok Durian
Ga Abis2 duriannya

Begitu malam tiba di Medan, gw bersama dua orang rekan gw bersiap menuju "Durian Ucok" padahal dari pagi sampe sore seharian kita kerja di lapangan dan itu sangat melelahkan. Namun kekuatan niat dan penasaran kita lebih besar ditambah hasutan yang luar biasa dari salah satu rekan tetep gw bela-belain. Untungnya di Medan ini sudah banyak taxi online yang beroperasi jadi tinggal tentuin aja di aplikasi tempatnya kita tinggal tidur di mobil. Sesampainya di tempat tujuan gw pun terkesima karena ternyata tempatnya luas dan rame banget. Durian yang di jual disini beraneka ragam dari segi rasa dan harga semuanya tergantung keinginan dan selera kita. Jumlah duriannya pun sangta banyak kayak ga ada habisnya, begitu mau habis diturunin lagi dari mobil pickup. Soal bau gausah ditanya ya pasti bau durian lah ga mungkin bau pizza.

Ucok Durian
Amunisi Perang
Tanpa pikir panjang kita langsung memesan 2 durian dengan ukuran sedang. Begitu durian datang langsung dong berebut karena namanya juga orang kampung kaya gw mah liat duren dan penasaran mah ga ada kompromi. Kita bertiga dengan lahap menghabiskan satu buah durian yang ada di meja, tapi berbeda dengan buah ke-dua yang sebenernya kita udah ga kuat makannya karena udah pusing dan mabok. Cuma kalo dipikir2 kapan lagi gw bisa menikmati durian yang sangat enak seperti ini di tempat lain, andaikan di Jakarta adapun harganya selangit jadi mau ga mau harus tetep dilanjutkan sampai habis.

Muka Mabok Duren
Temen gw sekaligus provokator udah tumbang, tinggal berdua berusaha sekuat tenaga melawan rasa pusing yang teramat masih memakan buah kedua sampai akhirnya buah kedua pun habis. Tapi istilah orang mabuk mah kalo ga jackpot kurang seru dan nanggung juga sih maboknya akhirnya kita berdua memutuskan untuk memesan satu buah durian lagi dengan ukuran yang sama dengan rasa yang lebih pahit (Konon yang paling enak adalah durian yang pahit karena banyak mengandung alkohol). Dengan keinginan yang begitu besar dan rasa tidak mau rugi akhirnya durian ketiga pun habis dilahap dan kita semua pun mabok. 

Sehabisnya kami memakan durian kami pun bergegas pulang dan tak lupa kami bayar lebih dahulu agar durian yang dimakan menjadi berkah. Harga satu buah durian yang kami makan adalah 60 ribu rupiah ,jadi total kami habiskan 180 ribu rupiah dalam semalam hanya untuk duren. Tapi dengan harga segitu sangat pantas karena rasa durennya mantap kali dan banyak banget durennya. jadi kalo menurut gw daripada pada minum minuman beralkohol di bar yang harga per slokinya sampai ratusan ribu jadi kalo sampe mabok bisa menghabiskan hingga jutaan rupiah  mending pada mabok Duren "Durian Ucok" cuma habis 200 ribuan udah teler sampai pagi. 

Kejadian seperti ini terjadi kembali keesokan harinya karena gw masih pengen makan durian. Pokoknya hari-hari gw di Medan terutama pada malam hari gw habiskan untuk menyantap durian di Durian Ucok ini cuma bedanya pada hari kedua gw memberanikan diri untuk menawar harga duren ternyata lumayan di korting 10 ribu rupiah per buah. Selain itu disini bisa juga dibungkus untuk dijadikan oleh2 atau buah tangan akan tetapi hanya bertahan 1 hari saja di suhu ruangan kalo di kulkas bisa 3 hari. Jika dibungkus daging durian akan dipisahkan dari kulit durian lalu dimasukkan ke dalam tempat seperti toples lalu akan di beri solatip hingga semi kedap udara atau bisa juga kita membeli olahan dari durian seperti Dodol durian maupun pancake durian yang pasti jangan disimpan terlalu lama karena bisa basi. Oh satu lagi "Durian Ucok" ini buka selama 24 jam ,namun ramai dari mulai malam hari sampai pagi hari sekitar jam 2-3 jadi tidak perlu khawatir tidak kebagian atau takut istri ngidam karena setiap saat buka.

Sekian cerita gw.Tks...


Tuesday, January 9, 2018

"Selamat Tinggal Kantorku Sayang"



Assalamualaikum,

Alhamdulillah setelah 3 bulan terakhir gw sibuk dengan berbagai hal, akhirnya gw bisa menulis lagi di blog ini. Dalam 3 bulan terakhir gw bener-bener ga punya waktu sedikitpun untuk menulis dan memperhatikan blog ini dikarenakan gw sedang fokus untuk mengejar masa depan gw hehehe... Banyak kejadian yang terjadi dan belom sempat gw tulis di blog ini. 

Gw menulis tulisan ini sebenernya sedih banget karena tulisan ini adalah tentang perpisahan dengan kantor gw yang lama. Jadi selama 4 tahun terakhir gw bekerja di Kementerian Perdagangan sebagai tenaga Honorer, ya jujur sih gw betah banget disana karena walalupun kerjanya lumayan berat cuma suasana disana tidak menakutkan seperti di swasta (menurut gw ya!!!). Lagian dari segi penghasilan juga cukup lah buat hidup daripada ga kerja soalnya nyari kerja jaman sekarang terbilang sulit banget. Nah kebetulan kemarin ada penerimaan CPNS Gelombang pertama yaitu Kemenkumham dengan jumlah penerimaan yang tergolong sangat besar, akhirnya gw memutuskan untuk mengikuti seleksi penerimaan CPNS Kemenkumham di Banten. Alhamdulillah akhirnya gw keterima setelah 4 tahun menunggu walaupun keterimanya bukan Di Kemendag.

Akhirnya per awal Januari 2018, gw resign dari Kemendag dan resmi menjadi pengangguran untuk sementara sampe tanggal pengumuman dan SK CPNS gw terbit. Pedih rasanya menulis kalimat perpisahan karena mau bagaimanapun 4 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Pengalaman berharga yang bisa gw dapet selama kerja di sana dan teman relasi yang terbilang sangat kompak dan nyaman harus gw tinggalin. Semua tulisan yang ada di Blog ini pun sebenernya adalah andil dari Kemendag karena gw bisa keliling Indonesia untuk mewujudkan impian gw sampai gw keterima di Kemenkumham. Suasana seperti keluarga yang sudah terbina bakal bikin gw kangen selamanya. Pokoknya cuma mau bilang makasih buat 4 tahun yang sangat berharga semoga jalan ini menjadi ridho buat gw. 

Sekian.Tks...  

Tuesday, August 22, 2017

Dawet Telasih Bu Dermi Penghilang Dahaga di Tengah Panasnya Kota Solo

Dawet Telasih Bu Dermi Solo

Assalamualaikum,

Mumpung masih siang dan cuacanya cukup tering, paling enak ngomongin tentang segala jenis minuman apalagi kalo dingin.  Nah belum lama ini tepatnya gw lupa kapan gw pernah pergi ke Kota Solo yang merupakan salah satu kota yang mempunyai cuaca yang cukup terik. Nah Solo ini walaupun cuacanya panas tapi asik buat nongkrong dan kulineran karena disini makanan dan jajanan disini murah-murah. Cuma kali ini gw akan fokus berbagi cerita saat gw mencicipi jajanan tradisional yang legendaris dan tentunya pas diminum saat terik yaitu "Dawet Telasih Bu Dermi".

Ibu Penjualnya dengan 2 karyawannya
Ibu Penjualnya dengan 2 karyawannya
Membuat Dawet Telasih
Membuat Dawet Telasih
Dawet telasih legendaris ini terletak di Pasar Gede Kota Solo. Kalo udah di pasarnya tinggal tanya orang aja pasti pada tau letaknya. Pokoknya gampanglah cari lokasinya tinggal keliling-keliling di Pasar Gede sekalian cari oleh-oleh buat di bawa pulang ke daerah masing-masing (di sini oleh2nya murah banget dibandingin beli di toko). Lapaknya gak pernah sepi pembeli, ada yang makan di tempat sampe berdiri dan ada juga yang di bawa pulang yang jumlahnya kayak orang mau jualan jadi reseller es dawet. Menurut informasi yang gw cari di internet dari berbagai sumber dawet telasih Bu Dermi ini berdiri dari tahun 1930-an. Penjualnya sekarang merupakan generasi ke-3.

Ini pertama kalinya gw mencoba minum dawet telasih ini padahal gw udah lumayan sering mampir ke Solo. Dulu sih sempet pengen nyoba cuma ya gitu kendala males jalan dan cuaca yang panas banget menghalangi niat gw untuk minum dawet yang katanya kesukaan Pak Presiden Indonesia Jokowi. Kebetulan ada waktu dan ga males buat jalan, terakhir kemarin gw ke Solo langsung nyari lokasinya ke Pasar Gede. Pas sampe sana bener adanya kalo rame banget yang ngantri dawet ini. Kali ini gw ga sendiri tapi bersama atasan dan rekan-rekan kerja sekalian cari oleh-oleh.
Seporsi Es Dawet Telasih Bu Dermi ( Rp.8.000,-/Porsi)
Seporsi Es Dawet Telasih Bu Dermi ( Rp.8.000,-/Porsi)
Walaupun rame pembeli tapi jangan ditanya pelayanannya, cepet banget kayak orang kebelet. Pembelinya juga pada pengertian, kalo ada yang udah beres minum dawet langsung bayar dan pergi, Salut deh buat masyarakat kota Solo yang tertib ga kaya ngantri di Monas hahaha. Karena gw berempat jadi ya pesennya 4 porsi es dawet telasih. Abis itu langsung foto cekrek...cekrek beres langsung hajar dawetnya. Menurut pengamatan mata gw yang udah terlanjur minus dari SMP, rata-rata orang menghabiskan waktu kurang dari 1 menit untuk menghabiskan Es Dawet Telasih yang sangat segar ini. Karena pas gw mesen emang lagi haus dan teriknya ga nahan jadi gw nambah tapi bukan dawetnya tapi es Gempol Pleret yang ga kalah seger sama dawet telasihnya.

Seporsi Es Gempol Pleret (Rp.8.000,-/porsi)
Seporsi Es Gempol Pleret (Rp.8.000,-/porsi)
Kalo dawet telasih itu terdiri dari dawet, ketan hitam, tape ketan, bubur sumsum, biji selasih, gula dan tentunya dengan es yang ditambahkan kuah santan yang menyegarkan sedangkan kalo es gempol pleret ini isinya campuran adonan tepung beras dan tepung sagu dan kuah yang sama segernya sama es dawet.
Sebenernya porsi dawet telasih ini  pas yang artinya tidak kurang dan tidak berlebihan. Kesan gw sih seger, ringan dan menyegarkan untuk satu porsi pertama dan mengenyangkan untuk porsi kedua. Jadi Jangan sampe minum dua porsi karena kenyang banget ntar ga muat perutnya untuk kulineran di Solo, kan sayang banget karena Solo punya makanan dan jajanan yang enak-enak. Soal harga ga usah ditanya karena emang murah-murah, seporsi es dawet telasih dan es gempol pleret cukup terjangkau hanya 8.000 (delapan ribu) rupiah. Jadi kalo yang lagi iseng atau memang sengaja jalan-jalan di Solo, Dawet Telasih Bu Dermi wajib dicoba karena dapat menjadi penghilang dahaga di tengah panasnya Kota Solo.  


Sekian Tks...

Wednesday, August 16, 2017

Akhirnya!!! Puncak Monas!!!

Monas


Assalamualaikum,

Setiap orang pasti mempunyai banyak keinginan dalam hidupnya begitu pun gw. Ya gw memang masih punya banyak keinginan yang masih belum tercapai, tapi setidaknya gw berusaha untuk mencicil beberapa keinginan untuk memenuhi kepuasan batin yang ada di dalam hati. Berhubung memasuki bulan Agustus yang identik dengan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang tercinta, jadi minggu kemarin gw pun memenuhi satu dari sekian banyak keinginan gw yang selama 26 tahun gw hidup belum pernah terlaksana yaitu naik ke puncak Tugu Monas (Monumen Nasional), simpel kan keinginan gw.

Padahal kalo dipikir-pikir juga tempat gw nge-kos dan kerja pun ga jauh dari kawasan Monas paling tinggal jalan kaki ga sampe 10 menit juga sampe. Untuk sampe ke puncak monas memang membutuhkan perjuangan yang bisa di bilang extra ditambah lagi gw orang yang tergolong pemalas. Tapi kalo udah niat sih mau kondisinya kaya gimana juga pasti gw lakuin, nah kebetulan pas kemarin gw ditemenin sama seseorang yang spesial ke Monasnya jadi makin bahagia deh hahaha...
Loket Beli Tiket Masuk Monas
Loket Beli Tiket Masuk Monas

Kartu JakCard
Kartu JakCard

Kaya Di KRL
Kaya Di KRL
Jadi untuk masuk ke tugu monas kita bisa masuk dari Lenggang Jakarta (naik mobil ke tempat masuk Tugu Monas) ataupun jalan dari Pintu masuk utara terus jalan kaki ke pintu masuk tugu monas. Kalo gw masuk dari pintu utara jadi jalan kaki deh ke loket tiket masuk Tugu Monas. Abis itu kita turun ke bawah untuk membeli tiket. Harga tiket untuk dewasa kalo ke puncak sebesar 15.000 (lima belas ribu) rupiah/orang, karena gw berdua jadi kenanya 40.000 (empat puluh ribu) rupiah. Jadi karena gw belum punya jakcard jadi sekalian bikin jadi dikenakan biaya tambahan sebesar 10.000 (sepuluh ribu) rupiah. 

Suasana Di Dalem Monas
Suasana Di Dalem Monas

Seperti Museum Pada Umumnya
Seperti Museum Pada Umumnya
Setelah kita beli tiketnya kita bisa langsung ke dalam Tugu Monasnya tentunya dengan berjalan kaki. Setelah masuk ke dalam Monas, ternyata di dalamnya luas  dan terdapat banyak seperti miniatur2 yang di kacain seperti museum pada umumnya, cuma karena kita pengen cepet langsung ke puncak jadinya kita langsung mengantri ke lift untuk naik ke puncaknya. Disinilah awal mula kesabaran di uji. Bisa dibayangkan untuk bisa ke lift saja antriannya sangat panjang, kita kemarin kena 1 jam padahal datangnya termasuk pagi. Belum lagi banyaknya orang yang maunya nyerobot antrian dan tidak peduli dengan orang yang mengantri lebih dulu. Yang lucunya bisa jadi mereka yang lebih galak kalo di tegur atau dibilangin. Ya karena kita pengennya jalan-jalan jadi ya santai aja ga usah terpancing bawa enjoy aja. 

Ngantri Ke Puncak Monas
Ngantri Ke Puncak Monas
Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal Keliatan

Pemandangan Lain
Pemandangan Lain
Berkat niat yang kuat dan kesabaran, akhirnya sampai juga di depan liftnya. Lift ini sanggup membawa total 800 kg, tapi karena ada operator di liftnya jadi paling muatnya sekitar + 8 orang. Akhirnya penantian gw selama 26 tahun untuk bisa naik ke puncak Monas terlaksana juga. Di puncak kita bisa melihat pemandangan kota Jakarta di sekitar kawasan Monas seperti Masjid Istiqlal dan  beberapa kantor Pemerintahan. Angin yang berhembus sangat kencang di Puncak Monas jadi lebih baik bawa jaket supaya ga masuk angin. Rasa penasaran gw hilang sekejap karena memang kita hanya bisa melihat sekitar monas dan rasa khawatir akan pengunjung yang semakin lama semakin banyak memenuhi puncak Monas yang tidak terlalu luas, akhirnya kami pun memutuskan untuk turun ke bagian cawan Monas.

Foto bareng orang spesial di cawan Monas
Di Cawan Monas ini sangat sepi dan berangin seperti di puncak Monas. Di sini kita duduk-duduk dan beristirahat karena memang cocok banget buat istirahat tempatnya bisa tiduran juga. Selesai-lah Satu keinginan gw dari beberapa keinginan gw. Akhirnya bisa ke Puncak Monas setelah 26 tahun dalam hidup gw. Sebagai saran tambahan dari pengalaman gw ke Monas adalah jangan lupa bawa minum air putih yang banyak karena selain antrian yang panjang dan lama, mesin penjual air kadang kehabisan stok air dan juga ribet (kadang mesinnya hanya menerima uang yang kondisinya tidak lecek). Jangan lupa juga untuk antri dengan tertib!!!!

Sekian!! Tks..